KOMPLEKS SRI MANGANTI

Sri Manganti adalah suatu kawasan yang terletak di sebelah selatan Kamandungan. Sri Mangati adalah bentukan kata dari sri, yang berarti ratu, dan manganti, yang berarti menunggu. Sehingga dari namanya, tempat tersebut adalah tempat tunggu yang digunakan Sri Sunan untuk menyambut tamu agungnya, atau juga dapat diartikan sebagai tempat tunggu bagi tamu, sebelum dipersilakan masuk ke dalam Karaton Dalem. Untuk memasuki kompleks ini dari sisi utara harus melalui sebuah pintu gerbang yang disebut dengan Kori Kamandungan Lor. Di depan sisi kanan dan kiri gerbang yang bernuansa warna biru dan putih ini terdapat dua arca Dwarapala yang dibuat pada tahun 1930.


Kori Sri Manganti Lor

Halaman Sri Manganti dapat dicapai dari Kori Kamandungan Lor menuju ke arah selatan. Pada bagian barat halaman Sri Mangati ini, terdapat bangunan besar menghadap ke timur yang dinamakan Bangsal Marakata atau Smarakata, dimana nama lengkapnya adalah Bangsal Asmarakata. Kata asmarakata sendiri memiliki arti sebagai dawuh kang nengsemake atau perkataan yang menyenangkan.


Bangsal Marcukundha


Bangsal Marakata

Bangunan bangsal tersebut berfungsi sebagai tempat para Abdi Dalem Bupati Lebet yang akan menghadap Sri Sunan, dan juga sebagai tempat untuk pemberian hadiah atau penghargaan bagi Para Abdi Dalem Lebet, serta untuk mewisuda para Abdi Dalem Panewu Mantri. Di bagaian timur halaman Sri Manganti, terdapat bangunan besar menghadap ke barat (berhadapan dengan Bangsal Smarakata), yang diberi nama Bangsal Marcukundha. Bangsal ini adalah tempat para opsir prajurit dalem saat menghadap Sri Sunan. Sekarang tempat ini untuk tempat belajar-mengajar Pawiyatan Pambiwara (sekolah pambiwara/ pranatacara/pembawa acara milik keraton) serta untuk menyimpan Krobongan Madirengga, sebuah tempat untuk upacara sunat/khitan para putra Sri Sunan. Selanjutnya, di sebelah timur bangunan tersebut terdapat sebuah ruang yang menghadap ke barat, yang digunakan sebagai Kantor Wedana.


Krobongan Madirengga (tempat duduk putra Sri Sunan ketika upacara khitan) di Bangsal Marcukundha

Di sisi barat daya Bangsal Marcukundha terdapat sebuah menara bersegi delapan yang disebut dengan Panggung Sangga Buwana. Menara yang memiliki tinggi sekitar tiga puluhan meter ini sebenarnya terletak di dua halaman sekaligus, halaman Sri Manganti dan halaman Kedaton. Namun demikian pintu utamanya terletak di halaman Kedaton. Panggung Sangga Buwana didirikan tahun 1777 saat pemerintahan Pakubuwono III (1749-1788). Pembangun Panggung Sangga Buwana adalah Kyai Baturetna, seorang tukang batu, dan Kyai Nayawreksa, seorang tukang kayu (kalang) saat itu. Di atas atap menara terdapat gambar seseorang naik seekor naga yang sekaligus sebagai sengkala Naga Muluk Tinitihan Janma. Arti sengkala tersebut adalah 1708, Tahun Jawa pembuatan menara.



Menara Panggung Sangga Buwana berdiri dengan tinggi 30 meter, bertingkat 4 dengan model atap tutup saji bersudut 8. Menara tersebut berfungsi juga sebagai tempat pengawasan jauh atau uit kijk guna mengamati lingkungan sekitar keraton khususnya dari Supit Urang dan Benteng Vastenburg. Salah satu fungsi ritual Panggung Sangga Buwana adalah tempat meditasi Sri Sunan saat ingin melakukan kontak batin dengan penguasa Laut Selatan, Kangjeng Ratu Kidul/Kangjeng Ratu Kencana Sari.

TENTANG MERBABU.COM

Merbabu Community atau Komunitas Pecinta Alam Merbabu, berdiri sejak tahun 1984.

Website Merbabu.com hadir sejak tahun 2001, dirintis sejak tahun 1997 dengan domain hosting gratisan.

UNDERCONSTRUCTION

KERATON

CANDI

AIR TERJUN

 

.

.

Copyrights © 2001 - 2017 Merbabu.Com Powered by Propacom