Gua yang satu ini tidak terletak di lereng gunung atau di hutan tetapi berada di tengah kota Cirebon. Gua Sunyarangi berasal dari kata Sunya yang berarti sunyi dan ragi dari kata raga yang berarti diri, yakni gua yang digunakan oleh keluarga kerajaan untuk menyepi.
Gua Sunyaragi dibangun pada tahun 1703 oleh Pangeran Arya Carbon Kararangen, cicit Sunan Gunung Jati, di atas tanah Keraton Kasepuhan seluas 1,5 hektar. Gua ini dahulu merupakan sebuah pesanggrahan yang dilengkapi dengan istana air dan 13 buah gua buatan.
Di bagian depan terdapat Gua Pengawal tempat para Pengawal dan Prajurit Keraton. Di sebelah utaranya terdapat Gua Pandekemasan yang sudah rusak. Di depannya terdapat Gua Simanyan yang berfungsi sebagai Pos keamanan. Terdapat Bangsal Jinem yang digunakan Sultan untuk menyaksikan prajurit Keraton berlatih.
Pandekemasan terdapat Bangsal Jinem,
tempat Sultan dan keluarganya
menyaksikan para prajurit keraton berlatih
bela diri. Sementara, bila menelusuri
bagian belakang, pengunjung akan
sampai ke sebuah ruangan berbentuk
bale-bale yang dinamakan Mande Beling
yang berfungsi sebagai tempat istirahat.
Berseberangan dengan Bangsal Jinem
terdapat Gua Peteng yang terdiri dari
tiga tingkat. Ruang paling bawah
digunakan sebagai tempat semedi. Lantai
dua diperuntukkan khusus untuk ruangan
Putri Ong Tien. Sedang ruang paling
atas berfungsi sebagai menara air. Ada
cerita unik dari Gua Peteng ini. Konon,
bila ada gadis yang memegang Patung
Perawan Gauti yang terdapat di pintu
masuk gua ini, kelak akan kesulitan
mendapat jodoh.
Masih di area yang sama, di sebelah
kiri Gua Peteng terdapat Gua Langse
yang merupakan tempat semedi Pangeran
Cirebon. Biasanya, pangeran akan
bersemedi atau menyepi di sini bila
sedang menghadapi masalah yang pelik.
Pada jamannya, bila pangeran sedang
bersemedi, tidak akan terlihat dari luar
karena gua ini tertutup tirai berupa air
terjun.
keluar dari area ini, pengunjung
akan menemui Bale Kambang yang
merupakan bangunan penghubung bagian
depan dan bagian belakang. Kemudian akan ditemui pula Gua Hargajumut berfungsi sebagai tempat jamuan. Di
dalam gua ini terdapat ruang jamuan
berupa bale-bale dari batu.
Namun, ruangan ini tak beratap lagi
karena dihancurkan pemerintah kolonial
Belanda. Menurut cerita, ketika para
petinggi keraton sedang mengadakan
rapat di ruangan ini, pihak Belanda
mendengar percakapan mereka dari luar.
Entah karena kesaktian mereka, pihak
Belanda tak berhasil menemukannya
meski telah memeriksa seluruh ruangan.
Saking kesalnya, Belanda kemudian
menghancurkan gua tersebut. Sementara,
di samping ruang jamuan terdapat dua
ruangan. Konon, ruangan sebelah timur
bisa menembus ke Tiongkok, sedang
yang sebelah barat bisa menembus
Mekah.
Sebelum keluar area Gua pengunjung akan menernui Gua
Kelanggengan, Gua Lawa, dan Gua
Pawon. Bebarapa tahun lalu, Gua
Kelanggengan masih suka digunakan
orang untuk bersemedi dengan tujuan
agar jabatannya langgeng.
Dari bentuk lubang atau lorongnya,
gua-gua di Sunyaragi memiliki banyak
ukuran. Ada yang besar, dan ada yang
berbentuk lorong sehingga hanya bisa
dilewati satu orang. Di tengah-tengah
gua terdapat tempat luas yang pada
jamannya digunakan untuk musyawarah.