MAKAM RADEN AJENG KARTINI

Raden Ajeng Kartini lahir di Desa Mayong, Kabupaten Jepara, 21 April 1879 adalah putri ke 2 dari 5 bersaudara, pasangan Raden Mas Adipati Aryo Samingun Sosroningrat, Bupati Jepara (1880-1905) dengan ibu Mas Ajeng Ngasirah.

Kartini hidup dikalangan bangsawan feodal tinggi, yang tidak sesuai dengan cita-citanya yg luhur dan demokratis. Keluarga memberi ijin kepada Kartini masuk sekolah dasar Belanda ( EuropescheLagereSchool) di Jepara, sehingga beliau menjadi pandai berbahasa Belanda. Dari sinilah kemudian Kartini berkenalan dengan teman-teman dan berkenalan pula dengan alam hidup barat. Betapa jauh perbedaan kedudukan wanita barat dengan wanita Jawa.


Sekolah Kartini di Malang

Dari situlah ia sadar wanita bangsawan harus membimbing kaumnya kearah kemajuan. Hasrat ingin melanjutkan sekolah ke Semarang atau Betawi terhalang oleh adat yang mengharuskan ia di “pingit” karena usianya telah 12 tahun. Dalam masa pingitan ini ia melanjutkan cita-citanya mendirikan sekolah untuk anak-anak para priyayi.

Pada masa inilah ia menulis surat untuk kenalannya di negeri Belanda tempat ia mencurahkan suka duka , hingga berakhir ketika ia dipinang Raden Adipati Aryo Djojohadiningrat Bupati Rembang 8 Nopember 1903. Di Rembang ia tetap melanjutkan cita-citanya mengajar bagi anak-anak priyayi di Rembang.


Sekolah Kartini di Jakarta 1907

Lebih kurang 1 tahun setelah menikah, dan 5 hari sesudah melahirkan putra pertamanya, Kartini dipanggil pulang ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa 17 September 1904 dalam usia 25 tahun. Almarhum dimakamkan di makam keluarga di Desa Bulu sekitar 22 Km sebelah selatan Rembang.


Sekolah Kartini di Bogor 1915

Makam Kartini yang berjada di Desa Bulu dengan jarak tempuh sekitar 17,5 kilometer dari kota Rembang ke selatan jurusan Blora. Selain makam Kartini, di kompleks makam juga terdapat makam keluarga Bupati Rembang Djojo Adiningrat dan putra R.A Kartini satu-satunya RM Soesalit, serta keturunan keluarga bupati rembang tersebut.

Makam Kartini berada di tengah-tengah makam yang lainnya bersama istri pertama Djojo Adiningrat yang bernama Soekarmilah Djojo Adiningrat serta anak istri dari keduanya yang bernama Srioerip Djojo Adiningrat dan terdapat pagar khusus untuk ketiga makam tersebut. Alasan anak tersebut dimakamkan di lokasi tersebut karena orang tuanya sebagai keturunan keraton Solo ketika meninggal tidak boleh dimakamkan di luar keraton. Sebagai gantinya, yang dimakamkan adalah anaknya.


 

Sedangkan makam Djojo Adiningrat berada paling ujung dan berukuran paling besar dibandingkan makam yang lainnya. Sementara makam semata wayang R.A Kartini yang bernama Soesalit Djojo Adiningrat berada di luar pagar ketiga makam tersebut. Setiap bulan April puluhan ribu pengunjung berziarah ke Makam R.A Kartini yang dihiasai dengan marmer asli dari Italia. Fasilitas yang tersedia di lokasi obyek ini, yakni area parkir yang luas, mushalla, bumi perkemahan, dan warung cinderamata.

Cita-cita R.A. Kartini yang amat luhur terungkap jelas setelah Mr. J.H. Abendanon bekas Direktur Departemen Pengajaran Hindia Belanda dalam tahun 1911 menerbitkan buku berjudul Door Duisternis tot Licht, lalu diterjemah kan oleh Balai Pustaka Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku itu berisi himpunan surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda, ditulis dari tahun 1900 – 1904 ketika ia dalam masa pingitan. Salah satu kalimat dalam buku tersebut berbunyi : “… Wij willen voor ons vole werken, het met helpen opvoeden, op heffen tot hooger zedelijk standpunt om zoo te komen tot beter, gelukkige maatschappelijke toestanden…” (… kami ingin bekerja untuk bangsa kami, membantu mendidik dan memajukan mereka hingga tarap budaya yang lebih tinggi untuk sampai kepada keadaan masyarakat yang lebih baik dan berbahagia…”

TENTANG MERBABU.COM

Merbabu Community atau Komunitas Pecinta Alam Merbabu, berdiri sejak tahun 1984.

Website Merbabu.com hadir sejak tahun 2001, dirintis sejak tahun 1997 dengan domain hosting gratisan.

UNDERCONSTRUCTION

KERATON

CANDI

AIR TERJUN

 

.

.

Copyrights © 2001 - 2017 Merbabu.Com Powered by Propacom