GUNUNG UNGARAN CANDI GEDONG SONGO

Gunung Ungaran terletak di sebelah Selatan - Barat Daya kota Semarang dengan jarak sekitar 40 Km, tepatnya berada di kabupaten Semarang. Gunung Ungaran termasuk gunung berapi berapi type strato. Gunung ini terdiri dari tiga buah gunung yakni Gn. Gendol, Gn.Botak, dan Gn. Ungaran. Puncak tertinggi Gn. Ungaran memiliki ketinggian 2.050 mdpl.

Untuk menuju puncak Gunung Ungaran ini dibutuhkan waktu sekitar 5 jam dari candi Gedung Songo, atau sekitar 8 jam dari Jimbaran. Gunung ini dapat didaki dari Jimbaran - Ungaran, atau dari Taman Wisata Candi Gedung Songo - Ambarawa. Dengan menggunakan kereta api Tawang Jaya dari stasiun Senen Jakarta menuju stasiun Poncol - Semarang. Dari stasiun poncol ini kita naik bus kota menuju terminal Terboyo, dilanjutkan dengan bus kecil jurusan Bandungan.

Gunung ini sangat istimewa yakni adanya panas bumi di sisi selatan dan sisi utara gunung, juga di kaki gunung di sebelah timur. Panas tertinggi berada di Gedongsongo dengan adanya uap panas dan kolam bersuhu 86°C juga sumber mata air panas. Disebelah utara Gn. Ungaran terdapat beberapa sumber air panas dengan suhu berkisar 48°C and 53°C. Air panas yang terdapat di sebelah timur gunung memiliki suhu yang hangat berkisar 42°C.

Panas yang dihasilkan di sekitar Gedungsongo ini berhubungan dengan aktivitas termuda gunung berapi yang terjadi pada gn.Ungaran, yakni sejak adanya aliran lahar andesive di kawah di sebelah utara. Tidak ada catatan mengenai sejarah letusan gn.Ungaran. Beberapa kali aktifitas letusan pernah terjadi di tengah-tengah gunung dekat puncak gn. Ungaran, sehingga membentuk gunung berapi.

Aktivitas fase termuda gunung berapi ini adalah berupa susunan timbunan basalt dan batu andesit yang melingkar dengan garis tengah 19 Km yang memotong gunung berapi ungaran tua dan sedimen ketiga. Dua generasi kubah Andesit telah terbentuk sejak adanya lapisan ke empat di sekitar lingkaran patahan dan sisi-sisi gunung.

Awal pendakian kita sudah di hadang oleh bukit yang sangat terjal dan licin, dan pada musim panas banyak debunya. Pendaki harus berhati-hati karena banyak batu-batu yang mudah longsor, sehingga sangat membahayakan pendaki lainnya yang berada di bawah. Jalur ini sangat curam sehingga akan menguras tenaga, dan memerlukan konsentrasi yang tinggi. Sebagai pemanasan awal yang sangat melelahkan, sebaiknya kita tidak terburu-buru dan lakukan istirahat bila kelelahan dan kehabisan nafas. Ada beberapa batu besar pada lereng curam ini, sehingga pendaki dapat beristirahat sambil menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke bawah bukit.

Setelah tiba di atas bukit, perjalanan dilanjutkan dengan mengelilingi bukit. Bukit ini banyak ditumbuhi alang-alang dan pada siang hari sangat panas dan berdebu. Beruntung sekali jalur sudah agak mendatar meskipun ada beberapa tempat yang agak curam. Dari bukit ini kita bisa menyaksikan kota Ambarawa, dan Rawapening.

Setelah melewati bukit alang- alang kita akan memasuki kawasan hutan yang berada di suatu lembah yang dikelilingi oleh lereng-lereng terjal yang berbentuk tapal kuda. Kawasan hutan yang tersembunyi ini banyak di huni oleh burung-burung dan di puncak-puncak lereng banyak ditumbuhi bunga Edelweis. Kita merasa seolah-olah berada di Taman Eden yang hilang, suasana hening dan sejuk serta pemandangan yang sangat indah memberi ketenangan batin bagi para Pendaki. Jalur di kawasan hutan ini mendatar kemudian sedikit menurun setelah itu kembali jalur menjadi terjal melalui akar-akar pohon, dan batu-batuan.

Setelah melewati dua buah bukit terjal yang di selingi dengan jalur datar, pendaki akan bertemu dengan jalan yang bercabang, ambillah jalur ke kiri karena jalur kanan buntu. Mendekati puncak gunung jalur sangat terjal dan sangat berbahaya, pendaki harus ekstra hati-hati dan tetap menjaga stamina.

Sesampainya di atas bukit terdapat tempat yang cukup luas untuk membuka tenda, di sini banyak terdapat pohon-pohon yang bisa digunakan untuk berteduh dan berlindung dari hempasan angin yang bertiup kencang. 100 meter dari tempat ini kita akan sampai di puncak gunung Ungaran, yakni suatu tempat terbuka yang tidak terlalu luas. Di sini terdapat tugu peringatan yang berada di puncak gunung.

Pemandangan dari puncak gunung Ungaran ini sangat indah. Dari puncak Gn. Ungaran kita dapat melihat Gn. Sumbing, Gn. Sundoro di sebelah barat daya. Sedangkan di sebelah tenggara, kita melihat Gn. Telomoyo, Gn. Merbabu, dan Gn. Merapi yang sejajar dengan Gn. Ungaran membentuk satu garis kelurusan vulkanik Ungaran - Telomoyo - Merbabu - Merapi . Kelurusan vulkanik Ungaran-Merapi tersebut merupakan sesar mendatar yang berbentuk konkaf hingga sampai ke barat, dan berangsur-angsur berkembang kegiatan vulkanisnya sepanjang sesar mendatar dari arah utara ke selatan. Dapat diurut dari utara yaitu Ungaran Tua berumur Pleistosen dan berakhir di selatan yaitu di Gunung Merapi yang sangat aktif hingga saat ini.

Di kawasan cagar budaya Candi Gedongsongo yang bersuhu rata-rata 19 sampai 27 derajad celcius ini ternyata memiliki bio energi terbaik di Asia. Bioenergi di kawasan ini bahkan lebih baik dari yang berada di pegunungan Tibet atau pegunungan lain di Asia. Setelah kita menghirup bioenergi ini dapat memberikan kesegaran di pikiran sehingga memunculkan ide-ide segar. Hal ini akan sangat membantu memberikan kemajuan dan meningkatkan kualitas hidup.



TENTANG MERBABU.COM

Merbabu Community atau Komunitas Pecinta Alam Merbabu, berdiri sejak tahun 1984.

Website Merbabu.com hadir sejak tahun 2001, dirintis sejak tahun 1997 dengan domain hosting gratisan.

UNDERCONSTRUCTION

KERATON

CANDI

AIR TERJUN

 

.

.

Copyrights © 2001 - 2017 Merbabu.Com Powered by Propacom