GUNUNG PULASARI

Photo by AriesnawatiPendakian Gunung Pulosari dimulai dari Desa Cilentung yang berada di ketingian kurang lebih 150 mdpl. Dari samping warung terdapat papan penunjuk arah yang cukup jelas.

Gunung Pulosari adalah gunung berapi di Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Walaupun tidak ada data letusan yang pernah terjadi, tetapi terdapat aktivitas fumarol yang terjadi di dinding kaldera dengan kedalaman 300 meter.

Jalur awal pendakian cukup landai dengan melintasi kebun dan ladang penduduk. Kemudian akan ketemu dengan pondok yang disebelah kirinya terdapat parit. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam sampailah kita di curug putri.

Photo by AriesnawatiDi Curug Putri terdapat sebuah pondok, sedangkan jalur menuju ke puncak gunung berada di depan pondok dengan menyeberangi parit. Jalur menuju puncak cukup landai kadangkala ada dijumpai tanjakan yang lumayan terjal. Di kiri kanan masih terdapat kebun dan sawah tadah hujan. Untuk mencapai kawah waktu yang dibutuhkan sekitar 1,5 jam dari Curug Putri.

Di kawah pendaki bisa membuka tenda. Dari Kawah untuk menuju puncak ambil jalur sebelah kanan kawa atau ke arah selatan. Pendaki perlu ekstra hati-hati karena kondisi medan yang terjal dan berbatu. Vegetasi di sepanjang jalur mulai lebat dipenuhi tanaman hutan tropis.

Kadangkala pendaki harus berpijak pada akar-akar dan jalur melintasi tanah yang licin. Waktu yang diperlukan hingga mencapai puncak bayangan sekitar 1,5 jam darui Kawah.

Puncak Bayangan berupa dataran terbuka yang sempit. Selanjutnya pendaki akan bertemu dengan percabangan dan batu penanda km, ambil arah ke kiri.

Photo by AriesnawatiJalur kembali terjal dengan lintasan berbatu, dan kadangkala harus melintasi akar-akar dan tanh yang licin. Vegetasi hutan tropis yang lebat kembali kita temukan di jalur ini. Setelah berjalan sekitar 20 menit maka sampailah kita di Puncak.

Puncak Gunung Pulosari berupa dataran sempit yang memanjang membujur ke arah utara-selatan, dengan ketinggian 1.045 mdpl. Di puncak pendaki dapat mendirikan tenda. Kawasan puncak ditumbuhi semak-semak dan pohon-pohon yang tidak terlalu rapat.

Di sini juda terdapat pemancar dan peralatan pemantau gempa. Air bersih dapat diperoleh di sebelah selatan puncak dengan menuruni ke arah jalur Seketi sekitar 50 meter dari puncak. Sumber air berupa cerukan berukuran 50 cm x 50 cm berada di bawah pohon yang menjadi sumber resapan airnya. Di musim kemarau kadangkala tidak akan ditemukan resapan air.

Menurut Sajarah Banten, sesampai di Banten Girang, Sunan Gunung Jati dan puteranya, Hasanuddin, mengunjungi Gunung Pulosari yang saat itu merupakan tempat kramat bagi kerajaan. Di sana, Gunung Jati menjadi pemimpin agama masyarakat setempat, yang masuk Islam. Baru setelah itu Gunung Jati menaklukkan Banten Girang secara militer. Kemudian dia menjadi raja dengan restu raja Demak. Dengan kata lain, Gunung Jati bukan mendirikan kerajaan baru, tetapi merebut tahta dari kerajaan yang sudah ada, yaitu Banten Girang.

Di Museum Nasional Indonesia di Jakarta terdapat sejumlah arca yang disebut "arca Caringin" karena pernah menjadi hiasan kebun asisten-resisten Belanda di tempat tersebut. Arca tersebut dilaporkan ditemukan di Cipanas, dekat kawah Gunung Pulosari, dan terdiri dari satu dasar patung dan 5 arca berupa Shiwa Mahadewa, Durga, Batara Guru, Ganesha dan Brahma. Coraknya mirip corak patung Jawa Tengah dari awal abad ke-10.

Diperkirakan Gunung Pulosari adalah tempat kramat Kerajaan Sunda, yang pernah ada antara tahun 932 dan 1030 di bagian utara provinsi Banten sekarang.


TENTANG MERBABU.COM

Merbabu Community atau Komunitas Pecinta Alam Merbabu, berdiri sejak tahun 1984.

Website Merbabu.com hadir sejak tahun 2001, dirintis sejak tahun 1997 dengan domain hosting gratisan.

UNDERCONSTRUCTION

KERATON

CANDI

AIR TERJUN

 

.

.

Copyrights © 2001 - 2017 Merbabu.Com Powered by Propacom