GUNUNG LAMONGAN

Gunung Lamongan terletak diantara dua kompleks gunung api raksasa, yaitu kompleks Gunung Tengger di sebelah barat dan Gunung Iyang di sebelah timur. Gunung Lamongan tergolong salah satu dari 21 gunung berapi di Indonesia yang tergolong kelas A, yaitu gunung-gunung yang sekurang-kurangnya mengalami erupsi (letusan) magnetik satu kali sejak 1600. Tercatat gunung ini sempat meletus pada tahun 1799. Bahkan sampai tahun 1898, gunung ini pernah memegang rekor letusan terbanyak di Indonesia. Sejak tahun 1900-an, Gunung Lamongan tidak pernah meletus lagi. Akhirnya rekor letusan diambil alih oleh Gunung Semeru.

Gunung ini sebenarnya punya keunikan tersendiri yang jarang dimiliki oleh gunung-gunung lainnya di Pulau Jawa. Kalau kita mendaki sampai puncaknya, ada pemandangan yang sangat menakjubkan. Selain Gunung Semeru di kejauhan, kita juga akan melihat danau-danau tektonik di kaki Gunung Lamongan. Dari puncaknya, danau-danau itu tampak seperti kolam-kolam kecil yang bertebaran.

Dalam istilah geologi dan vulkanologi, danau tektonik dikenal sebagai maar. Maar terjadi akibat letusan vulkanik yang berbentuk bundar dan berdinding terjal. Maar terbentuk oleh letusan freatik dan freatomagnetik dalam sekali masa giat. Semenjak tahun 1907 hingga saat ini hanya ada 10 buah maar yang terbentuk di muka bumi. Namun pada masa prasejarah telah terbentuk banyak maar.

Maar terbesar dan terhebat yang pernah tercatat terdapat di Pematang Bata pada tahun 1933. Dua buah maar yang terbentuk berdiameter satu dan dua kilometer. Maar adalah fenomena yang sangat langka. Hingga saat ini Direktorat Vulkanologi belum mendeteksi kegiatan maar di sekitar Gunung Lamongan.

Dari terminal surabaya menuju ke klakah sebelum lumajang dengan naik bus tarif 10.000,- per orang. Dari klakah pendaki memulai pendakian sampai ke puncak. Sebelum ke puncak kita beristirahat di desa Papringan (Sumber air) untuk mengisi persediaan air agar memenuhi kebutuhan sampai ke puncak.perjalanan dari Klakah sampai Desa Papringan biasanya memakan waktu kurang lebih 1 jam. Dari Papringan kita menuju ke rumah juru kunci Gunung Lamongan yaitu Mbah Citro. Pendakian ke rumah Mbah Citro memakan waktu 1 jam. Disini kita bisa beristirahat untuk memulihkan stamina.Pendakian ke Puncak lebih baik dilakukan malam hari.

Sekitar pukul 22.00wib kita bisa memulai pendakian menuju puncak. Pendakian malam hari dimaksudkan untuk mengurangi rasa panas dan haus.sekitar pukul 23.00 pendaki tiba di Watu gede dengan kondisi jalan landai. Di Watu gede pendaki biasanya beristirahat selama 2 jam. Tepat pukul 01.00 pendaki memulai kembali pendakian sampai ke puncak.pendaki akan mencapai jalan yang agak terjal. Jadi Pendaki harus ekstra hati - hati, karena jalan berbatuan.

Setelah melewati Tanjakan terjal kita bisa menemukan hutan pakis, kemudian kita akan sampai di alas kobong dan melalui tanjakan terjal. Kurang lebih 50 meter kita bisa mencapai puncak. Di puncak kita sampai sekitar pukul 05.00 dan dapat menikmati sun rise dan keindahan Gunung Raung, Argopuro, Semeru dan kompleks pegunungan Tengger. Pendakian total dapat di tempuh 1 hari PP.

 


TENTANG MERBABU.COM

Merbabu Community atau Komunitas Pecinta Alam Merbabu, berdiri sejak tahun 1984.

Website Merbabu.com hadir sejak tahun 2001, dirintis sejak tahun 1997 dengan domain hosting gratisan.

UNDERCONSTRUCTION

KERATON

CANDI

AIR TERJUN

 

.

.

Copyrights © 2001 - 2017 Merbabu.Com Powered by Propacom