BINATANG PURBA DI JAWA

Ada beberapa hipotetis tentang lintasan dan asal-usul kedatangan fauna darat prasejarah di wilayah Jawa, tetapi lintasan yang paling mendekati adalah melalui Dangkalan Sunda, selama periode dimana bagian dari daratan ini dulu muncul di permukaan. Adanya daratan kering bukan merupakan suatu prasyarat, karena banyak binatang mampu berenang melintasi selat yang sempit atau tidak terlalu sempit. Jalur yang dulu dilewati untuk kedatangan fauna kemungkinan besar adalah Semenanjung Malaysia atau mungkin melalui lintasan penyeberangan yang tersingkap, yang sekarang dikenal sebagai Laut Cina Selatan.


Sisa-sisa mamalia tertua di Jawa berasal dari Pliosen, dan jenisnya serupa dengan yang ditemukan di lembah-lembah Siwalik di India: gajah primitif – binatang yang me-nyerupai gajah raksasa Trilophodon bumiajuensis yang punah, kuda nil Hexaprotodon, dan rusa. Semua fosil ini berasal dari 3-1,5 juta tahun yang lalu. Fauna Pleistosen yang kemungkin an berasal dari 0,8-1,5 juta tahun yang lalu Dari jetis, Trinil dan Ngandong, sangat mirip dan mempunyai banyak kaitan dengan fosil Siwalik dan fauna dari Cina pada jaman prasejarah. Umumnya beberapa perbedaan di antara kedua fauna terjadi secara kebetulan. Sampai seberapa lama jenis-jenis ini bertahan di Jawa tidak diketahui, tetapi trenggiling raksasa Manis palaeo javanica, yang panjangnya mencapai 2,50 m dikenal dari sedimen di Gua Niah, Sarawak, hanya sekitar 40.000 tahun yang lalu. Jenis yang terkenal dari Kala Pleistosen adalah Manu sia Jawa Homo erectusya.

Sisa-sisa binatang prasejarah tetapi "baru" telah ditemukan di Gua Sampung, dekat Ponorogo, dan Wajak, "Hoekgrot" dan Guajimbe dekat Tulungagung dan Blitar dijawa Timur. Lokasi-lokasi ini telah dirusak oleh kegiatan penambangan kapur, letapi akhir-akhir ini ditemu kan kembali penggalian fosil yang utuh untuk diekskavasi. Umur temuan-temuan tidak jelas diketa hui, tetapi fosil ini kemungkinan berumur antara 3,000-5.000 tahun.

Peninggalan yang ditemukan men cakup kerangka manusia moderen, yang sangat menarik karena kerangka tersebut telah dicat dengan warna merah alami. Dari sisa-sisa mamalia yang terakhir ini, harimau, kucing hutan, gajah, tapir, kerbau dan rusa Bawean yang berada di Jawa sekarang sudah punah. Menarik sekali bahwa rusa Bawean, yang sekarang masih ada di P. Bawean, pada tahun 1845 diterangkan asalnya dari Jawa.

Oleh karena itu kemungkinan besar kepunahannya di Jawa terjadi relatif baru dan binatang-binatang yang berada di Pulau Bawean merupakan populasi yang tersisa. Kepunahan binatang yang berlangsung antara Jaman Mesolitik dan Jaman Neolitik dapat dikatakan hersamaan dengan berlangsungnya revolusi pertanian selama periode peralihan.

Asal-usul kerbau Jawa juga sangat menarik, apakah kerbau yang ada sekarang keturunan dari jenis kerbau asli liar Bubalus amee, atau apakah menjadi jenis ini punah sebelum kerbau lokal Bubalus bubalis diinlroduksi dari Jawa. Jika kerbau tersebut memang punah, penyebabnya tidak diketahui.

Dari catatan-catatan sejarah kuno tentang penguasa Jawa yang mengendarai gajah, terlihat adanya hubungan dengan India, tempal asal binatang besar ini. Sebelumnya Jawa juga mengekspor gading ke Cina, tetapi tidak jelas apakah gadingnya berasal dari gajah Sumatera atau dari sisa-sisa kawanan yang ada di Jawa. Namun masih tetap menarik untuk diketahui bahwa bahasa jawa kuno untuk gajah adalah "liman" yang berarti "binatang buas dengan satu tangan".

Penemuan-penemuan di Sampung juga menunjukkan bahwa badak jawa ditemukan cukup jauh ke timur dibandingkan dengan yang tercantum dalam catatan sejarah. Walaupun fauna purba di jawa cukup beragam, tidak ada satu pun binatang yang menyerupai kuda, jerapah atau unta ditemukan di Asia Timur dan Selatan.

Binatang yang ada di Jawa adalah binatang-binatang yang sekarang cenderung hidup di wilayah yang terbuka luas, dan hal ini juga menunjukkan bahwa P. Jawa dulu hampir seluruhnya berupa hutan. Meskipun demikian, kehadiran kerbau bertanduk panjang Bubalus palaeokerabau dengan bentangan tanduk 2,25 m, dan beberapa stegodon dengan taring sepanjang 4 m, menunjukkan bahwa habitat hutan dijawa bukan seluruhnya berupa hutan tropis tetapi lebih merupakan hutan kayu terbuka dengan padang penggembalaan dan rawa.

Adanya habitat yang lebih sejuk dan berhutan kayu juga didukung oleh penemuan fosil kucing liar Felis chaw, yang sekarang terdapat di hutan-hutan musiman di utara Semenanjung Thailand.

Meskipun burung kurang dikenal dibandingkan dengan mamalia, fosil-fosil burung yang berasal dari Jawa Tengah sangat menarik jika dilihat dari pemahaman lingkungan purba pada masa Homo erectus. Sisa-sisa tujuh jenis burung yang semuanya merupakan burung air pernah ditemukan dan satu di antaranya sudah punah, serta hanya satu jenis yang masih terdapat dijawa.


Kehadiran hampir semua jenis tersebut pada masa yang lalu menunjukkan bahwa iklim pada masa itu lebih sejuk dan suatu komunitas burung pengembara dataran rendah yang hidup dalam iklim yang lebih "sedang" pernah mengunjungi Pulau Jawa.


Sisa-sisa fosil kura-kura raksasa Ceocheione alias pernah ditemukan dalam timbunan endapan Pliosen yang terdapat di Jawa, Sulawesi dan Timor. Selama Periode Tersier maupun Pleistosen kura-kura darat raksasa ini terdapat di Dunia Baru maupun di Dunia Lama.


Di bagian utara Amerika, kura-kura ini menderita karena serangan oleh karnivora besar. Bentangan air yang luas tidak mencegah penyebar annya, karena kura-kura ini dapat mengapung sangat baik dan dapat bertahan pada keadaan jauh dari daratan dalam jangka waklu yang lama. Berbagai jenis kura-kura, ikan lele, gabus, dan hiu dideskripsikan dengan jelas dari timbunan endapan Pleistosen di Jawa Tengah.

Daftar Pustaka:

- World Book Multimedia Encyclo pedia penerbit IBM
- Ekologi Jawa dan Bali terbitan Pre nhallindo.
- Evolusi terbitan Tira Pustaka
- Een Zee Van Tijd terbitan Zwijsen.

 

TENTANG MERBABU.COM

Merbabu Community atau Komunitas Pecinta Alam Merbabu, berdiri sejak tahun 1984.

Website Merbabu.com hadir sejak tahun 2001, dirintis sejak tahun 1997 dengan domain hosting gratisan.

UNDERCONSTRUCTION

KERATON

CANDI

AIR TERJUN

 

.

.

Copyrights © 2001 - 2017 Merbabu.Com Powered by Propacom