CANDI JAWI
Candi Jawi terletak di pinggir jalan menuju Tretes. Berjarak sekitar 7 Km dari Tretes. Pendaki yang hendak mendaki gunung Arjuna Welirang lewat jalur Tretes akan melewati candi ini di tengah perjalanan menuju Tretes.
Candi ini selesai dibangun sekitar tahun 1300, merupakan salah satu Candi yang dipersembahkan untuk menghormati Prabu Kertanegara Raja terakhir dari Dinasti Kerajaan Singosari yang berkuasa dari tahun 1268 M dan wafat pada tahun 1292 Masehi.
Dari Candi Jawi ke arah utara tampak panorama Gn. Penanggungan yang memiliki bentuk runcing menyerupai gn.Semeru.. Ke arah selatan adalah pemandangan Gn. Arjuna dan Welirang. Candi Jawi adalah candi yang mengekspresikan perpaduan antara Siwaisme dan Budhisme seperti kepercayaan yang dianut Raja Kertanegara.
Pada masa pemerintahan Kertanegara banyak para pengikutnya yang merasa kurang senang atas kebijakan-kebijakan Raja yang tidak sesuai dengan para bangsawan muda pada saat itu. Salah satunya adalah Wiraraja, karena digeser dari jabatannya di istana Singosari menjadi adipatyi di Madura.
Saat itu di Kediri yang berkuasa adalah Jayakatwang keturunan Kertajaya Raja Kediri yang tewas ketika berperang melawan Ken Arok raja Tumapel (Singosari) pada tahun 1222 Masehi. Jayakatwang pada dasarnya adalah seorang ksatria yang sangat setia pada agama dan tidak ingin merebut kembali tahta leluhurnya yang dikuasai oleh Kertanegara. Namun para pengikutnya juga Wiraraja merasa tidak senang dan menghasut Jayakatwang untuk menuntut balas kematian leluhurnya itu.
Pada tahun 1292 M setelah ekspedisi Pamalayu, Jayakatwang dibantu Wiraraja melakukan penyerangan terhadap kerajaan Singosari. Menghadapi serangan yang mendadak tersebut Raja Kertanegara gugur bersama beberapa pejabat kerajaan.
Kertanegara didharmakan sebagai siwa-Budha di candi Jawi sebagai Bhairawa (salah satu perwujudan Siwa yang digambarkan sebagai raksasa yang sangat menakutkan), serta sebagai Wairocana-Locana (yakni Dhyani Budha yang tertinggi dalam sistim agama Budha) di Sagala. Arca Kertanegara sebagai Siwa-Budha juga ditemukan di kota Surabaya yang oleh masyarakat disebut Arca Joko Dolog (pemuda gendut).
